bolasport.my.id – Paul Scholes ingin melihat Manchester United mengajukan tawaran berani untuk merekrut mantan bintang Manchester City.
Man United diyakini hampir menyelesaikan kesepakatan untuk merekrut Manuel Ugarte dari Paris Saint-Germain (PSG).
Gelandang asal Uruguay itu diperkirakan akan bergabung dengan kesepakatan permanen senilai 51 juta pound.
Selain itu, ada pula kemungkinan bergabung dengan status pinjaman dengan kewajiban membeli tahun depan.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Jadi Pelatih Manchester United?
Pemain berusia 23 tahun itu berada di peringkat atas dalam daftar prioritas Man United sepanjang bursa transfer musim panas ini.
Akan tetapi, Paul Scholes meyakini mereka menargetkan profil pemain yang salah.
Legenda Man United itu sangat ingin agar mantan klubnya mendatangkan seorang yang bisa mengendalikan permainan.
Ia menyebut Martin Zubimendi dari Real Sociedad sebagai salah satu opsi yang sesuai dengan kriteria itu.
Selain itu, Scholes juga ingin melihat mantan bintang Man City Ilkay Guendogan bergabung dengan Man United.
Pemain asal Jerman itu diperkirakan akan segera kembali ke Man City setelah memutuskan kontraknya di Barcelona.
“Guendogan. Saya tahu itu tidak akan terjadi, tetapi saya pikir dia adalah tipe pemain yang dibutuhkan Man United,” kata Scholes kepada The Overlap bersama Jamie Carragher.
“Seorang Zubimendi, atau saya akan menyebutnya Guendogan.”
“Seorang pemain tengah yang mengendalikan permainan untuk meredam tekanan. Guendogan sangat cocok untuk itu,” tambahnya.
Scholes juga mengungkapkan bahwa ia tidak yakin dengan kemampuan Ugarte dalam mengolah bola.
Ia membandingkannya dengan Sofyan Amrabat yang mengalami kesulitan selama masa peminjamannya musim lalu.
“Saya belum banyak bertemu Ugarte, saya bertemu dengannya beberapa kali tahun lalu,” kata Scholes.
“Secara teknis saya tidak yakin apakah dia cukup baik. Dia tampaknya lebih seperti Amrabat. Mungkin sedikit lebih baik,” tambahnya.
YouTuber dan penggemar United Adam McKola menunjukkan statistik tekel yang mengesankan dari Ugarte selama di PSG.
Namun, Scholes tampaknya tetap tidak terkesan.
“Kami tidak memerlukan seseorang yang masuk dan memenangkan tekel,” kata Scholes.
“Kami memerlukan seseorang yang masuk dan mengendalikan permainan sehingga tidak naik turun setiap dua menit.”
“Kita butuh seseorang yang punya otak. Otak sepak bola yang bisa menenangkan segalanya,” lanjutnya.